Minggu, 15 Februari 2015

Serat Mahaparwa - Awal Mula Tanah Jawa

Sejarah ini didasarkan pada Serat Mahaparwa, karangan Empu Satya di Mamenang, Kediri, pada tahun 851 Surya (S) atau 879 Candra (C). Waktu itu Pulau Jawa belum bernama Jawa dan masih menjadi satu dengan Pulau Sumatra, Madura, dan Bali.

Kono, para dewa yang berkayangan di puncak Gunung Tengguru tanah Hindi, yang disebut Gunung Himalaya, datang ke Pulau Jawa. Pimpinan para dewa adalah Sanghyang Manikmaya, atau Sanghyang Guru. Pulau tadi dinamakan Pulau Jawa oleh Sanghyang Manikmaya, berasal dari kata dawa. Setelah para dewa tinggal di Pulau Jawa selama 15 tahun, lalu semua hilang dan kembali ke kayangan di Puncak Gunung Tengguru, tanah Hindi.

Di tanah Hindustan ada seorang raja brahmana, bernama Prabu Isaka atau yang disebut Prabu Aji Saka. Prabu Isaka adalah putra Prabu Iwasaka atau Batara Anggajali. Batara Anggajali adalah anak Batara Ramayadi yang bernama Ramadi. Empu Ramadi adalah putra Sanghyang Ramaprawa. Sanghyang Ramaprawa anak Sanghyang Hening saudara Sanghyang Tunggal. Ia bertakhta lamanya 46 tahun, negerinya dihancurkan oleh musuh. Prabu Isaka turun takhta dan mengungsi ke hutan. Dihutan ditemui oleh ayahandanya yang telah menjadi dewa yang bernama Batara Anggajali.

Serat Mahaparwa - Awal Mula Tanah Jawa

Prabu Isaka diajari berbagai laku oleh ayahnya sehingga ia mendapatkan banyak kesaktian sebagaimana para dewa. Setelah itu, ia diperintahkan untuk bertapa di sebuah pulau yang panjang (dawa) yang sepi dan telah diberi nama oleh Sanghyang Guru yakni Pulau Jawa. Prabu Isaka kemudian begegas mencarinya. Setelah cukup lama, ia menukan pulau yang masih sunyi. Ketika pertama kali Prabu Isaka menginjak di pesisir utara Pulau Jawa, menurut hari Hindu menjelang hari Buddha, masa kartika, dalam tahun sambrama. Zaman pancamakala mencapai 768 tahun. Prabu Isaka lalu mengelilingi seluruh pulau dari ujung barat laut hingga ujung tenggara.

Prabu Isaka sangat terkagun-kagum mengetahui panjangnya paulau, dari Aceh sampai Bali masih utuh menjadi satu. Prabu Isaka juga memberi nama Pulau Jawa, sebagai pulau jawawut, atau pulau panjang. Inilah permulaan Pulau Jawa. Banyaknya gunung, sungai dan hutan-hutan yang dilalui, diberi nama oleh Prabu Isaka. Tanah yang diinjak pertama kali diberi nama Purwapada.

Perjalanan Prabu Isaka mengeliingi Pula Jawa mendapat kemudahan dari Hyang Suksma. Ia membutuhkan waktu 103 hari. Prabu Isaka bertempat di Gunung Hyang, Gunung Kendeng di daerah Prabalingga dan Besuki. Permulaan pembabatan ketika hari sama tanggal 14, masa sitra, masih dalam tahun sambrama. Pada waktu itu, Prabu Isaka bernama Empu Sangkala. Pembabatan hutan Gunung Hyang dijadikan sebagai angka permulaan tahun, dinamakan tahun Sangkala. Pada masa kartika tahun sambrama dalam hitungan tahun matahari atau rembulan. Bunyi sangkalannya sama dengan tahun kepala satu, Jebug Sawuk, menandai tahun 1, yakni adanya permulaan tahun jawa yang dipakai sebagai pedoman dikemudian hari, serta awal mula Paulau Jawa ditempati manusia di Jawa.